Laman

Kamis, 07 Agustus 2014

Aku tau itu setelah tau tiada rindu.

Tumbuh mega2 mengecup langit.
Rinai hilir mudik timbul tenggelam.
Tadi mentari tandus, bertatih lemah meraih ufuk lembah semesta.
Disana laut berlumpur hitam telah menanti...

Siapakah yang menungguku di ngarai jiwa?
Adakah rindu di bai'at dari sesisir hati?
Jauh tungku dari bara, lesap angin tak mampu menyebuh bibit api.
Aku dikeruk tanya, tertimbun pelantar nantian.
kuyub rengkuh di tandak lampu kunang2.

Duhai jiwa yang tenang penindai malang.
Dia untukmu tiada kisah, pucat cerita.
Jauh kabar dari tinta, kertas melayang di pinang halilintar.
Tiada kenang pengikat kesan.
Waktunya telah disergap embun.
Lesung pipit sendu telah berlalu seiring rinai di takluk hujan...

Untukmu ku singkap Gurindam IIX.
Ku ceritakan Sabai Nan Aluih Tulis Sutan Sati.
Dan Perawan Disarang Penyamun.
Ku kenang bersama Sukreni Gadis Bali.
Biarlah Sengsara Membawa Nikmat.
Kau ku sayang melebih Aku.
Do'aku untukmu dari bilik Dibawah Lindungan Ka'bah.
Ku rindu bersama Layar Terkembang...

Lalu esok ku kan terpaksa pergi,
menumpang Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck .....

Que Sera Sera
[Btm, 11 Syawal 1435 H/07 Agustus'14].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar