Malam kian jauh terbenam,larut luntur kedalam kubang embun setengah kabut..setengah asap tersatu dimulung tebu,dini hari....
Dlm ruang pembatas dekat jendela samping pintu masuk,disitu kau terduduk.Komat kamit membaca diary usang tak bersampul,sesekali bergendang lutut.
Jelas sekali tampaknya tulisan tlh banyak hilang dimangsa rayap...lembar2 halamanpun sdh bnyak dimakan angin.
Bung,catatan apakah yg kau cari.....?
Tiada sebuah aksarapun tersapa diantra kita,tiada tanya maupun jawaban.Hela nafas panjang terdengar tersendat seiring sorot mata tajammu menyerang bola mataku.Tak urung jiwa ini tersengat,menunduk dan menjadi serba salah susah tingkah.Tak berani mengangkat dagu apalagi menunjuk muka.
"Aneh,mengapa..kenapa lagikah dgn orang satu ini,"sergah bathinku melawan.
Sebatang surya 16 filter dinyalakan,asap tarikan pertama tampak begitu kau nikmati setelah sebelumnya meneguk sehirup kopi kapal tanker kepalang panas sembari terus menyingkap lembar lembar buku,ruas demi ruas....
Aku kembali terdiam,pasrah diri dan siap menerima segala serapah maupun caci maki sekalipun.Semoga saja kau tak berang & tak emosi tingkat menengah keatas...
20 menit kemudian lampu padam,spontan saja diluar terdengar gaduh,umpat dan mungkin juga garuk2 kepala dari para pemirsa.Kurang jelas mereka lagi menyaksikan sajian programa apa.
Diri bergegas mencari sebatang lilin.Namun tiba2 kau mencegah keras!
"Jangan nyalakan api,ku suka gelap,kegelapan itu indah tuk menerang hati,"katamu.Sesaat kemudian berujar lagi.
"Lihatlah rembulan itu,bukankah kita pernah menuangkan kehadirannya kedalam sebuah puisi,apakah kau tak malu,apakah kau tak berkesan dengan kesabitannya?
"Biarkan sinarnya hinggap disini tuk duduk bersama kita,"jelasmu panjang lebar tanpa memberi kesempatan berpendapat.
"Huukh,kalo andai saja tadi tak berusaha tuk menerang gelap mungkin lain lagi ceritanya,"hati melawan diam2.
Kucoba mancari makna yg kau kias tapi hingga detik ini jawaban itu tak sllu saja mengambang.
15 menit berlalu,ruangan ini kembali terang benderang.Terdengar lagi suara tetangga kegirangan terutama anak anak,bertanda setrum telah mengalir meniti liuk penghantar arus.
Keheningan kembali memangsa antara kau dan aku.Tak taulah apalagi yg akan kau katakan kedepan.Tetap saja jemari sibuk menyingkap helai demi helai bilah2 goresan.
Beberapa saat...msh di jam itu,tiada lagi suara2 kita.Jangkrik telah senyap,anak2 burungpun telah tertidur dibalik kepak sayap induknya.
Dingin mulai menyusup membalut iga2.Dan malampun kian jauh menyangkar lautan.........
Selembar sarung terasa membekap tubuh,tapi aneh siapa yang menyelimuti?
Okh,ternyata aku telah pulas dibbrapa jam yg lalu.
Suasana lenggang menyergap begitu saja,ada yang lain.
Puas membuang mata kiri kanan depan belakang,melongok keluar dari tingkap & trs mencari diseantero tempat.Tapi tiada hasil,dimanakah kau gerangan bung......
Kepenasarananlah yg memaksa langkah tuk mendekati meja kayu reot.Diatas smpul terlipat sepucuk surat telanjang yg ditujukan buatku.Pada bagian akhir bertuliskan:
"Maaf sengaja kau tak ku bangunkan,tampak kau sangat begitu lelah.Tak tega aku melihata tulang rusukmu menyeruak tiada darah tiada lagi berdaging.Kau jg tak menyadari sedikitpun bahwa aku sempat membelai ubun2mu.
Tadi bertepatan dgn usainya Subuh...akupun memulai tinggalkan gubuk kita dgn segala sadar,tidak mengigau.Perlu kau tau,semalaman ini aku tak tidur.Entahlah kemana tujuan ini tapi percayalah bahwa aku ttp sehati,selalu bersamamu.
Ingat,jgn lagi mencariku seperti waktu yg tlah sudah.Percuma itu kau perbuat dan hanya membuang waktu saja.
Sekali lagi percayalah,selama kau baik maka akupun berhal sama.
Oya,jika rindu bacalah buku itu.
Selamat tinggal bung...
Wassalam.
Ttd
Que Sera Sera.
(Sebuah paraf khas yg teramat kukenal baik mengakhiri tercantum diakhir surat).
Ku raih buku itu dan mendekapnya ke dlam dada.Apa makna semua ini,apa kealfaan yg telah kuperbuat,kesalahan mana yg paling fatal?
Bergegas menuruni tangga meski belum apa2 tuk menyambut pagi.Mencoba menyusul kesebuah telaga,siapa tau kau ada disitu.Lalu beralih Ketempat lain,kepantai lain,ke lain lain dan hingga lain2 tapi semuo nol.Tampak sedikit jejak tapi semudah itu pula hilang musnah.Nasib.
Dan yg ku tau meski telah keluar masuk kota,hutan,rimba raya,menyelam sungai baik tawar asin bahkan sampai keliling dunia....akn tetapi sosok wajah itu tak pernah lagi dijumpa.
Semua menggeleng,smua bilang entah ketika bertanya pada semua pejalan kaki kala berpapasan....
Kemna lagi kau ku cari?
Akhirnya diri pasrah,menyerah kalah tanpa syarat.Mungkin benar agar aku tak usah mencari cari sesuai pesanmu,bung.,,.
Terengah duduk bersila,terpaksa pada akhirnya.
Dan berucap "selamat jalan Aldy Rafvel Fin Z".
Kau jiwaku,narapidana hati dan recidivis cinta.
@Kenangan terakhir bersama Aldy Rafvel Fin Z.
Que sera sera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar