Laman

Sabtu, 05 Juli 2014

Sepertinya aku harus

Malam hampir melipat selimut
Dingin ditampuk kejayaan menembus kulit melumat tulang.
Gerimis turun naik, jatuh mengerang diduri mawar, meringis pedih...

Seperih jiwaku kawan
Dimana tangisan ketika air mata bercucuran?

Pajar ini mengajakku menutup mulut.
Jangan lagi ada pinta kekehadiran untuk bermain kesini membawa tanda ketua umum jemari.
Jangan berharap ada kata kata sampai  tertulis di ruang saji.
Biarlah....

Jangan marah , jangan lagi menitip pesan, itu tiada mempan selembar jua.
Lebih baik bungkam seribu bahasa.
Biarlah cemburu mulumat benak
Tak pantas aku cemburu lagi
Waktuku tak lagi ditengah hari.
Biarlah......

Kekasih, tiada lagi aku ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar