Angin hilang kelabat, dedaunan terperangah mencari tuan..diam terpukau berbantal cabang.
Tuhan, jiwaku lelah rentah lemah papah.
Pariwara terputar tuk mengundang senyum.
Bernyanyi bersiul tuk merayu diri.
Dan terkadang kutulis puisi tatkala membela rasa..menghalau perih
Tuhan...
Semoga penguasa mengerti
Penjajah telah hengkang tiada lagi toladan mengacau negri.
Tak ada lagi pekik juang ganyang.
Menara grilya pengintai sudah usang dibedil waktu.
Sirena dan jam malampun tinggal karcis usang.
Buang aum suara gema raja hutan.
Tuhan...
Semoga kasih puan permatapun ikhlas luas
Kala saran pinta ku taut diantara sisa napas, tegur itu itu benih sayang.
Yakh, tuk mengawal hati meminang keabadian.
Tapi dapatkah, maukah ia ?
Turutilah, dengarlah aku duhai puan cinta...
Bilamana waktu aku mengunci lidah, maka renungkanlah...
Kau memang disini tapi terundang bersandiing dikenyataan...
Tuhan,
" Ingin kurebah terlelap dipangku Malaikat".
Tuhan,
Aku lelah, "peluklah aku..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar