Antar rona diantara wajah,
Kau hadir menghias tasik aksara, s'lalu...
Tertempel mesra dilorong penyuka setelah
penyuguh melepas pariwara sepenggal musim...
Abadi namamu ,
Bernaung mesra dilaman tanding para taruna.
Mereka senang, mabuk kepayang,
Girang bukan alang kepalang.
Yakh, kutatap dari tembok mata dunia...
Disini kau ku undang dalam 10 jemari terkembang.
Tapi panggung kehormatan senyap.
Mengapa kursi kebesaran kau abai tanpa saksi?
Kupersembahkan kau duduk dari punggungku yang merunduk.
Mampirlah, sempatkanlah diri sebelum rembulan memberlakukan jam malam...
Ku ingin kau tiba meski dalam setangkup senyum buatan.
Setidaknya itu kupinta sebelum mentari pergi berenang...
Berharap sebelum dan sesudah hujan bertepung tawar menyambut pesilat di selat Bangka...
Rantau Batam, 06 Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar