Setiap 21 April ditahun bersangkutan,dikenal dengan memperingati hari Kartini.Ini semua sudah menjadi tau dan perintah republik telah menentukan tanggalnya walaupun tidak meliburkan.
Teringat sesosok figur yang mengirim surat kepada istrinya yang mana saat itu bangsa Indonesia sedang merayakan hari Kartini.
Dia tak lain,adalah bung Tomo(tokoh penyemangat juang arek arek Suroboyo 45),yang beliau tulis saat masih menjadi tahanan di lapas Nirbaya.
Petikan surat bung Tomo itu antara lain:
Ini hari Kartini dik !
Terbayang wajahmu yang cantik.
Penaku henti sedetik..........dstnya.
Tapi sudahlah,kembali ke 21 April hari Kartini.
Ada beberapa artikel yang ku temukan,ada bagian nada sumbang yang menyebut kartini.Tapi namanya juga tulisan,pasti ada pro kontra.
Akan tetapi,Kartini adalah sosok yang legendaris dan menjadi milik negri ini dari tua sampai muda,dari dulu kini dan nanti.Patut dan sangat dibanggakan walaupun Kartini bukanlah satu satunya "pejuang" emansipasi wanita di republik tercinta ini.
Sebenarnya buku ►"Habis Gelap Terbitlah Terang" itu ditemukan Kartini di ─► surat Al Baqarah ayat 257, yaitu firman Allah“ …minazh-zhulumaati ilan-nuur” yang artinya “dari kegelapan-kegelapan (kekufuran) menuju cahaya (Islam)”.
Oleh Kartini ditulis dalam bahasa Belanda "Door Duisternis Tot Licht".Lalu, oleh Armien pane yang menerjemahkan kumpulan surat-surat Kartini diungkapkan menjadi "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Kartini Kemudian.
Kartini yang mulai mengenal Islam pun berubah. Pandangannya terhadap Islam menjadi positif.
──►“Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” [Surat kepada Ny. Van Ko...l, 21 Juli 1902].
Kartini kemudian merumuskan arti pentingnya pendidikan untuk wanita, bukan untuk menyaingi kaum laki-laki seperti yang diyakini oleh pejuang feminisme dan emansipasi saat ini (sebenarnya lebih cocok disebut sebagai westernisasi), namun agar para wanita lebih cakap menjalankan kewajibannya sebagai Ibu. Kartini menulis dalam suratnya:
──►“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: Menjadi Ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” [Kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Okt 1902]
Dan tidak hanya itu, pandangannya terhadap Barat pun berubah.
Kartini menulis:
──►“Dan saya menjawab, "Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kami mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan kami tetap beriman kepada-Nya. Kami ingin mengabdi kepada Allah dan bukan kepada manusia. Jika sebaliknya, tentulah kami sudah memuja orang dan bukan Allah.” [Kepada Ny. Abendanon, 12 Okt 1902]
──►“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat Ibu, terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?” [Surat kepada Ny. Abendanon, 27 Okt 1902]
Kartini meninggal dalam usia muda, 25 tahun, empat hari setelah melahirkan putranya. Ia tak sempat belajar Islam lebih dalam. Namun yang patut disayangkan, kebanyakan orang mengetahui Ibu Kartini hanyalah sekedar sebagai pejuang emansipasi wanita. Banyak orang yang tidak tahu perjalanan Kartini menemukan Islam dan perubahan pola pikirnya.
Selamat hari Kartini.Jadilah Kartini Kartini (Indonesia).Harumkan nama sewangi Kartini Jepara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar