Translate

AlQur'an online

__________________________________________________________________ Dipersembahkan oleh finzmyale.blogspot.com Forward: http://m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php/quran

Salam Hormat.

Salam Hormat.
[Kelak jika ayah(Encik ku)dibawah ini telah tiada,seterusnya akulah pengurus blog ini.Salamku,Raga D A].

Blogger's

Blogger's
TelagaPunggur-TanjungPinang. 25 Sep '09.Menuju Bangka Belitung kembali...

Selamat datang di blog kami.

➡️ "Salam damai mesra penuh cinta." ⬅️

Yosaldy Fin Pirdaus Z
Fin Pirdaus Z
(Aldy Rafvel Fin Z)
Cikisa Binti Said Ucin .������
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

(ENCIK DYNASTI group)
"Que sera sera".

Entri Populer

Laman

Total Tayangan Halaman

Senin, 30 Juni 2014

TUHAN , sayangi dia

Jauh nun disana
Berbilik puspa awan malam
Tafakur bersama embun pendekap.
Sabit pun mengambang memapah jasad menuju kekeutuhan....

Jauh aku , kau jua...
Berdinding fajar berlapis kabut gala rimba,
Ditapis seduh berbelah hati samudra.
Adalah rindumu bersempena sepertiku?
Segala asa tertitip padamu bersama anak anak bintang yang mekar tumbuh.
Kasih, adakah kau semai rindu disepenggal kisah, tuk mengerti akan aku..?

TUHAN ...⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Bila ku telah membuat aku terluka, maka biarkanlah.
Aku layak mendapat duka.
Tapi sayangi dia kala keinginannya tak mampu dilerai hati.
Izinkanlah ia melarung kesendirian tuk memetik kesenyuman.
Yakh., sewaktu mengisi  hari disaat merentas waktu tuk menghalau kesunyian.


TUHAN...⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Salahkah aku menegurnya kala ganjil dipaku mata?
Tiada mampu melawan pikiran hati.
Ku perbuat karena sayang..demi cinta,
Tersimpan bersama usiaku yang masih tersisa.
Dia kusayang bersanding dikenyataan...

SElAMAT MALAM TUHAN ku.⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Aku demam...
Jika Malaikat mengajak ku pergi malam fajar siang manti maka aku akan turut.
Semoga kejora menyampaikan berita ini pada kekasih....
Aamiin.

___2 Romodhon 1435H__30 Juni '14.

-Gikel-, Biarlah diri ini jika akan kembali tersiksa dan menggulung air mata...

Kamis, 26 Juni 2014

Perjalananmu kembali

Seiring fajar menculik sisik langit.
Kala mentari melepas sauh memulai biduk mengkayuh benua...

Kau pun berkemas megajak diri memapah bayang.
Yakh, menuju persinggahan sandar jiwa.
Titipkan gusar pada anak2 bintang meski cemas cemas harap dibedil hati....

Biarlah risau mengumbar asa nan tertinggal.
Jangan perduli tanda tanya bertalu menabuh hati.
Ajak hati bercakap seiring mawar yg kau persuguhkan.
Sematkanlah aroma diantara bilur bilur khilaf.

Siang ini cintamu beralun madaha
Matahari ini saksi cinta....

••Ttdj Gikel••
"Kunanti di tubuh dan dijiwa Romodhon"
(Srb 26 Juni'14).


Senin, 23 Juni 2014

"Tuhan, aku lelah..peluklah aku."

Kesendirianku dipantau senja
Angin hilang kelabat, dedaunan terperangah mencari tuan..diam terpukau berbantal cabang.

Tuhan, jiwaku lelah rentah lemah papah.
Pariwara terputar tuk mengundang senyum.
Bernyanyi bersiul tuk merayu diri.
Dan terkadang kutulis puisi tatkala membela rasa..menghalau perih

Tuhan...
Semoga penguasa mengerti
Penjajah telah hengkang tiada lagi toladan mengacau negri.
Tak ada lagi pekik juang ganyang.
Menara grilya pengintai sudah usang dibedil waktu.
Sirena dan jam malampun tinggal karcis usang.
Buang aum suara gema raja hutan.

Tuhan...
Semoga kasih puan permatapun ikhlas luas 
Kala saran pinta ku taut diantara sisa napas, tegur itu  itu benih sayang.
Yakh, tuk mengawal hati meminang keabadian.
Tapi dapatkah, maukah ia ?
Turutilah, dengarlah aku duhai puan cinta...
Bilamana waktu aku mengunci lidah, maka renungkanlah...
Kau memang disini tapi terundang bersandiing dikenyataan...

Tuhan, 
" Ingin kurebah terlelap dipangku Malaikat".

Tuhan,
Aku lelah, "peluklah aku..."



Minggu, 22 Juni 2014

Anggun feminim dan soleha, duhai Muslimah.

Gaun hitam legam panjang kau bentang malam itu...
Berbingkai pancar lampu empat sudut lingkar petak, menuntun tatap.
Terpetik dari puan gemulai pemilik kesucian...

Kerudung kau semat mendekap pipi.
Qs Al-Ahzab 59 kau junjung menempah diri memilih kodrat.
Kau indah duhai Muslimah.
Mengajilah, bukankah lantuman ayat suci dikeheningan malam memukau lamunan...?

Puan...
Kau terundang menyinggah hati meski impian seberkas panorama.
Tebal perkasa dinding itu menyekat, pengap!
Banyak mata mengerling berpacu merebut hati ...
Aku terhuyung kepinggiran, tergusur waktu dirudung penantian.
Biaralah, biarlah...
Tapi padamu ku titip rasa, ku semai rindu dianjung pangku sila...

Yakh, kembali ku sulang sebuah rindu yang berkepanjangan....


Kamis, 19 Juni 2014

Keinginan mu tiba tiba, dan jauh kekasih di Surabaya


Dear diary....

Rinai menyelubung sebagian ufuk penjuru angin. Malam berangsur gelap ketika beberapa tetangga baru pulang dari masjid sehabis mengerjakan fardhu  Isya berjamaah.Hawa sembab kental mulai unjuk gigi walau rinai telah diubah gerimis.Namun tetap saja anak anak bintang tumbuh..memacu kilau bertabur mesra menghias awan, bergendang menabuh marawis diatas langit Rambipuji ....

10 Juni....
Keberangkatan malam ini terasa berat, tak seperti kepergian diwaktu waktu sebelumnya. Putraku satu-satunya menjadi rewel, seolah berat melepas. Sipat ini baru sekarang saja ia perlihatkan dengan begitu kental. Alasannya mau turut serta.Bisa saja diajak karena pelajaran disekolah agak lenggang dikarenakan murid siswa/wi baru saja usai dari ujian kenaikan kelas. Serba salah jika sudah begini, apalagi Adam putraku memberikan alasan yang lain lagi dengan sipat antinya, yang begitu dan yang begini.Diapun enggak memelukku saat akan pergi kerumah ibu ( Adam dititipkan disana selama aku berpergian).Kekesalan mulai berkecamuk tapi alhamdulillah dapat dikontrol baik, jiwa membathin ku hempaskan dengan air mata...

1 jam kemudian...
"Adam, koq enggak memeluk bunda?" pintaku lagi sedikit menghibur.
"Kan tadi sudah ndaaa?, saut Adam ala kadar sedikit cuek sembari menyentak sepeda kebanggaannya yang mulai lusuh  dan mengayuh dengan keras tanpa toleh, ku ikuti dan dilepas dengan mata sampai ia hilang dipertikungan seiring malam yang kian pekat.

"Hmmmm, gerangan apa nan terselubung dan yang kau rahasiakan dalam benakmu , apa yang kau risaukan Daaam..."? celoteh batin tanpa jawaban.
"Yang akan ditinggal wajah cinta sejati abadi darah dagingku, sementara yang akan ditemui adalah tempatku berpaut untuk melabuhkan segala asa yang tersandar. Dillema...

11 Juni, Surabaya, aku datang.
Patas malam membawaku dengan tenang , tegap melahap jalan raya dan melewati kota demi kota. Diluar jendela tampak rembulan tafakur bisu mengeram langit bersama anak anak bintang yang telah nakal. Tetesan sajak syahdu membelai pipi mereka.
Nun jauh, disana wajah wajah cintaku..disana putraku terlelap diasuh mimpi. Selamat bobok sayangku ...

Subuh sudah lama usai ketika kereta berhenti menambat tuas tangan di bahu terminal Bungur. Kekehadiranku di pusat kota ini dikali kesian, untuk mendampingi sang sandaran (sebut saja mas A) tuk mengikuti sebuah ajang pelatihan pengujian /diklat khusus disebuah universitas. Aku dan mas A terpisah jarak dalam 2 kota, sementara dia sendiri tinggal di pusat provinsi, sedangkan aku dipinggiran kota.Enggak sudut juga sebab kotaku sekarang adalah jalur lintas utama keseluruh arah. Meski demikian, hubungan kami terjaga dengan baik dan memiliki motto: saling menjaga, saling percaya. Susah memang bila jauh terpisah dari keluarga namun apa boleh buat, tak perduli apapun kata orang-orang dengan segala buah bibir semisal 10 kata menjadi 100 arti.Keterpisahan ini tak akan lama. Siapa yang mau berjauhan dari orang yang dicinta , dibangga disayang dan segalanya?

Kemungkinan selama 1 Minggu disini, tidak dapat berlama lama dikarenakan telah ditunggu jadwal padat dari aktivitas keseharianku sebagai seorang penata.@Red...

Minggu 15 Juni...
Peserta pelatihan satu persatu berdatangan tercatat sebagai peserta diklat. Aku dan mas A sudah sedari pagi tiba yang memilih kereta cepat dari Surabaya. Tak mengapa kepagian mengingat ruas arus lalu lintas yang masuk ke kota Malang selalu dipadati pengguna jalan sedari pagi hingga malam. Yang jam sibuklah, anak anak pulang/ masuk sekolah lah, pegawai pulang ngantor, belum lagi marka perlintasan rel kereta api.Hmmmm...

Alarm sirine berdentang pertanda para diklat harus segera memasuki ruangan.
"Pa, sudah waktunya", ingatku sambil menatap pasti ke di samping.
"Ya ma, masuk dulu ya, nanti tunggu di sana dan jangan kemana mana", angguk nya sambil menunjuk ke sebuah arah sembari jemari merengkuh pundakku.
"Jangan lupa Al- Fatiha dan berdo'a sebelum mengerjakan soalan", pesan berserta pinta pastiku.
" Beres ma, itu pasti", angguk orang  no satu ku itu dengan ciri khasnya sedikit bergegas.

Selama sang sandaran mengikuti pelatihan, aku diluar disekitaran lapak ibu ibu dan pedagang lain sesuai arahan someone ku tadi. Untuk ngisi waktu akhirnya jalur internet dibuka agar mampu merenggut kesuntukan.Entah berapa puluh kali clank clink bbm, wa, fb dan sosial network lainnya memberi ketukan namun tak begitu diperhatikan sebab lebih kepikiran dengan yang sedang ikut diklat dan kelurga dikampung halaman. Pikiranpun jadi kurang enak sejak tadi, enggak tau kenapa.Hawa panas siang inipun menanbah gerah suasana.

Tiba tiba telpon masuk disertai dengan sebuah sms, dari ibuk.
" Assalamu'alaikum, apa kabar buk"?
"Wa'alaikum salam, apiik. Sampun dahar dereeng? Lhaaa po o sms ibuk ora dibales taa endhuuk? Awak mu nangdi saikiii? Terdengar suara ibuk dari seberang tanpa memberiku kesempatan tuk bicara lebih detail dengan suara khasnya dalam logat kental ciri daerah. Ya, ibu asli Jawa . Sedangkan aku terlahir dari sebuah kota di salah  satu provinsi di Kalimantan dan menempuh habiskan masa kecil di Kota Sampit.

"Endhuuk, putramu pun saghet sakniki..." Ibuk menjelaskan dalam rinci panjang dan makna dalam, tau dengan yang dimaksudkan tapi enggak banyak yang mampu dijawab ke beliau saat itu. Hanya airmata yang kembali mampu membuatku untuk kembali terdiam bungkam.

" Daaam, inikah yang mau disampaikan ketika bunda hendak bertolak di Selasa tadi tapi tak mampu untuk diutarakan...?
"Dam, taukah dengan keadaan bunda yang tiada persiapan sama sekali atas dadakan prihal ini, naak?", desah bathin seiring isak ditengah hari...

Lamunanku tersadar setelah sapaan sebuah tepukan kecil dari seorang yang amat dikenal. Mas A datang persis dari arah samping kiri yang tak diduga sebelumnya, tak ditunjukkan baru saja menangis , apalagi tampak gurat lelah diwajahnya setelah selesai diklat. Ternyata 5 jam sudah ku terpaku disini...

15 Juni 17:17 Bbwi.
Diterminal Arjosari, mengisi waktu dengan memesan bakso asli tempatan yang sangat berasa special sebelum meneruskan perjalanan. Beberapa saat kemudian, bus kota kembali meluncur membawaku dan mas A beserta rombongan senja. Sepanjang perjalanan antara Malang - Surabaya itulah disampaikan isi percakapan telpon bersama ibu tadi pada Mas A, ku utarakan tanpa bekas setitikpun.

"Sudah kalau begitu, kita pulang. Masalah ini harus segera dilaksanakan dengan secepatnya, ini adalah permintaan langsung sebab dia sudah menginginkan," respon mas A tanpa ku duga. Hati kembali ceria mendengarnya, Alhamdulillah.
" Nanti ku akan menemui pihak terkait tuk ngajukan cuti, biarlah walau tanpa gaji, sekaligus disana bisa ngisi waktu dengan nyambi mengurus tambak," pertegas  mas A lebih lanjut penuh kesejukan.

Ringkasnya...
Setelah segala perizinan selesai,berkemas , angkat jemuran dll, malam itu juga bergegas kembali kekampung halaman. Sudah gak sabaran juga dengan sesuatu hal yang harus dijalani nanti melihat keadaan yang serba terbatas, membayangkan segala kenyataan yang nanti kan terjadi.

16 Juni 14 pagi dini hari...
Gerbang Rambipuji menyambut dengan senyum hidup penuh sensasi, tegap tak pernah mengantuk siang maupun malam, sigap menyambut kedatanganku dan mas A setelah -+ 4-5 jam menembus beberapa kabupaten, kota, pedesaan dengan beribu Rt/Rw ini.
Tergesa gesa turun kendaraan segera menuju kediaman nan sejuk penuh kedamaian.

Adam sudah terlelap akan tetapi saat mengetahui kedatangan..ia buru buru terjaga.
"Bunda maafin Adam, Adam sudah banyak membuat hati bunda susah, maafin Adam ndaa yaa"? Pinta Adam dengan mendekapku erat, jelas terlihat bening airmatanya mulai menjelajah pipi.
" Sudah, apa Adam enggak mau 2 tahun lagi sesuai target bunda dengan segala perencanaan yang telah disetujui keluarga? Pintaku kembali membujuk.
" Enggak ndaa, Adam mau besok saja", pinta nya pasti dan yakin.
" Ya sudah kalau gitu, sekarang bobok agar besok bangun cepat dan ditemani papa ke klinic", himbauku pada Adam sambil menuntunnya ke tempat tidur.

10 menit kemudian putra kecilku sudah berpeluk mimpi, pulas menghias relung dan kelopak matanya. Puas kalau keinginannya akan segera terwujud. 
Selamat tidur ananda...

Perundingan kecil singkat dalam keluargapun dimulai walau ngantuk sudah menggayang berat.Ini tidak bisa ditunda mengingat waktu telah mendesak dan tinggal dalam hitungan jam.
" Sudah jangan bingung, ibu akan membantumu ", hibur ibu menguatkan saat melihatku mulai mengambang dalam tatapan menerawang kosong kedepan tak ubahnya seperti rembulan melamun diolok mendung.

Pagi pagi Adam berangkat bersama mas A menuju tempat specialis yang telah dihubungi pada sebelumnya via telepon. Sementara dirumah aku berkemas, mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin meski dalam keadaan yang kurang sehat dan serba darurt. 3 jam kemudian terdengar suara motor memasuki pekarangan. Belum sempat melongoh keluar tapi tiba tiba suara panggilan menghadangku;

"Bundaaaa, Adam sudah sunaaat", jerit Adam dari jauh dengan tergopoh dan berjalan tertatih dengan menggenggam sarung bagian atas dengan mendorongnya kedepan.
"Adaaam", jawabku penuh haru.
" Jangan lari Daam", sergahku cepat  menahan tangis bahagia saat melihat Adam ingin mempercepat langkahnya kearahku.
"Jalan santai saja", pintaku lagi sembari menjemputnya kedepan pintu sambil merenggkuh pundaknya, mengawal ia berjalan ke ruang tengah tuk duduk sementara di kursi panjang.

Segelas air disuguhkan buat putraku, keringatnya menetes sedikit pucat sesekali meringis, kemungkinan obat bius nya sdh mulai menyusut yang membuat kebas perlahan hilang.Tapi jelas gurat pipinya bersemangat.
Wajahnya kutatap masih dengan sedkit isakku bercampur flu sembari menyeka keringat dinginnya.

"Daam, bunda bangga telah menuruti permintaanmu nak walau dengan biaya yang seadanya, kita enggak besar besaran seperti temanmu kebanyakan. Biarlah sesederhana mungkin , yang jelas  mengadakan do'a selamat dengan segelas air dan sesisir pisang.jelasnya lagi bahwa "wajibnya" sudah dilaksakan", bathin hatiku.

"Nanti walau khitan mu sudah selesai hari ini tapi jika apa yang direncanakan sudah pas waktunya maka bunda akan tetap merayakannya , mengadakan pagelaran wayang tukmu. Do'akan bunda dan papa di berikan oleh Allah Swt umur panjang dan sehat wal a'fiat agar dapat menyelenggarakannya", harap pastiku merayu dan menghibur hati.

" Ananda Adam, inikah yang mau kau ceritakan sehingga berusaha menghalangi keberangkatan bunda ke Surabaya di 10 Juni tadi nak?", Kembali  bathin ini bertanya sembari menelusuri wajah putraku satu satunya, buah hati tercinta....

Lalu Ku buka Kitab Suci yang tadi baru saja dibaca dan diulang kembali:

QS Al Hajj : 78.

حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ

Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan begitu pula dalam (Al quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.


Kemudian membuka pula hadits Nabi besar Muhammad Saw yang berbunyi:

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah telah menceritakan kepada kami Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: (Nabi) Ibrahim berkhitan setelah berusia delapan puluh tahun dan beliau khitan dengan menggunakan kampak. Abu Abdullah berkata; telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Al Mughirah dari Abu Az Zinad. Dan perkataanya di Qaddum denganmenggunakan tasydid (dalnya), maksudnya suatu tempat (di Halb atau Aleppo).
(H R Bukhari bab 59 no:66/5824).

Hadits selanjutnya yang ku cermati yang tak kalah menari, yaitu;

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ

Hadits sahih Bukhari 57.105/5441.
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab dari Sa'id bin Musayyab dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sunnah-sunnah fitrah itu ada lima, yaitu; berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak."


Ku telaah lagi bagian bagian penting dalam Qs Al-Hajj ayat 78, ternyata ditegaskakan Allah Swt bahwa Nabi Ibrahim As adalah seorang Muslim  (berserah diri).Lalu pada hadits Nabi Saw di Sahih Bukhari bab 59 no 66/5843 sebutkan bahwa Nabi Ibrahim As khitan saat umur 80 tahun.Selanjutnya pula bahwa sunat adalah bagian dari fitrah manusia seperti isi hadits sahih bukhari no 57.105.541. Maka dapatlah ku tau pasti akan bagaimana awal usul sunat/khitan dari dalil dalil yang pasti  sesuai petunjuk Al Qur'an dan pedoman hadits hadits sakhih.
Islam memang indah..


" Adaaaam, ternyata ayat suci diatas beserta hadits itu telah lama kau baca meski dirimu kini diusia kanak kanak  bermain", tangisku kembali berderai seiring jatuhnya air mata.

" Selamat khitan ananda, jadi anak soleh, mengabdi pada kedua orang tua, berguna bagi agama nusa dan bangsa"
Aamiin.

Rambipuji, 16 Juni 2014.
Sumber W A.
________________



Rabu, 18 Juni 2014

Dari sepertiga malam. Dimana kau kini.

Hujan dan angin membangunkanku disepertiga malam..2 jam sebelum Subuh  melepas sauh.
Sesekali halilintar parau..menjaga bulan setengah tiang,
dan mencari keping bintang2 yang terjatuh disepanjang sungai....

Dapatkah kita melajur dijalur Sang Robb?
Menyerah dalam takbiratul ikhrom,
Membungkuk merendah diri dalam ruku' 
dan mengemas tunduk takluk dalam sujud?

Tuhanku semesta alam ...
Dari sekian do'a yang sudah dilantumkan.
Hamba hatur pinta indah untuk seorang puan diseberang ufuk pandang.
Dimana dia kini, tunjukkanlah.
Tiada pesan berterima pasti, hamba sedih...
Selamatkanlah ia ditiap perjalanan.
Lindungilah dimanapun jua dibumi-MU ini.
Sejahterakanlah ia meski hati ini kan terbangkalai, hamba sayang dia.
Hanya Engkau yang tau kecamuk rasa hamba kini...
Aamiin.

Duhai puan pelantum jiwa...
Ku nanti beritamu meski bulan kan sampai terganti windu.
Ditunggu kabar sebelum Syakban ditukar Rhamadan.
Tibalah, hati ini rindu ...

Qss
Tahajudku.⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
#Gi2bo2rindu.🎀🌷⭐️⭐️⭐️⭐️


Selasa, 17 Juni 2014

Biasanya kau ceritakan

Lengang...
Dari setelah sepertiga malam kala gerimis
mulai berladang.
Tatkala bintang bintang sedang tafakur menebar do'a...

Ku singkap warta pariwara pentas wajah dunia..menyusur namamu .
Istana menitip pesan bahwa kau telah tiba 8 jam tadi...

Biasanya kau sampaikan
Biasanya diceritakan padaku kala telah dilambung haluan..sebelum kereta pamit melepas batas kota.

Inikah kado kerinduan,
Inikah bingkisan penantian,
Hmmm, ku malu dengan hatiku...

Selamat datang sobat....
Wajah wajah cintamu telah lama menanti 
dan senang melepas rindu..
_______
Salam sukses
-Dari draft perjalanan Surabaya 16 Juni '14-

Senin, 16 Juni 2014

Antara matahari, pemancar ,hati dan kita seorang.

Sumrigah panas disebuh matahari
Mendung terbirit tiada daya dibedil angin.
Gontai awan berkipas sambil dududk bersila panggung...

Kasih...
Kau ku panggil dari aksara bisu lewat hela pancar gelombang rindu.



Sabtu, 14 Juni 2014

Kangenku hilangkah ataw berganti resah?

Hujan siang ini...
Mentari demam, lemah papah.
Mega berjingkrak bertepuk tangan menyanyikan lagu maju tak gentar...

Kasih..
Diantara lumuran gelap seiring Dzuhur datang bertandang,
lagi lamunanku bertampar deras
bertubi tubi melahap hati.
Benak terbangkalai di pukul tanda tanya.
Resah keluh bertembung kesah...

Masihkan hatimu menculik namaku .
Masihkah kau kenang kala ban motorku bocor halus saat kita melawati kandang sapi?

Jangan selidik kekangenan, jangan tanya rinduku
Nyaris pinsan menahan dan mempertaruhkannya...





Jauh kekasih mengemban amanah

Kau ku tunggu sebelum dan setelah dari kembali.
Jauh, kian ligat mentari menggelandang jam terbang.
Meliuk gesit memantau pedalaman, menggambar pedalaman benua sebelum senja melempar sauh ....


Sejauh kekasih mengemban amanah,

Di pantun jarak di tandak waktu.

Pariwara acap bertandang tatkala langkah kaku diatas tangga.

Sukar bergumam, payah bernapas .

Berat berangkat, susah datang.

Di dekatmu adalah jiwa, disana dijauh itu permata manikam.

Hanya isak penyaksi bathin ...


Akupun di dera rindu..diuji sepi.

Suaramu hanya kulihat di bilik bulatan hijau pandan.

Wajahmu kudengar dalam dawai panggung desiran WA.

Dipantau di intip mencuri curi waktu,

dan ku ketuk dari pentas biru layar fisbuk.


Bilakah disini...?


Que sera sera.

⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

Gi2bo2!"mungiil ✔️

Selamat berbuka puasa Sya'ban.

Kau telah dinanti pahala. Aamiin.

Batam-Surabaya 11/12 Juni 2014.


Rabu, 11 Juni 2014

Diantara deru gerobak Nippon, malam dan tembulan, kau dan aku (Di keheningan Gikel ku berangkat lagi.)

Senyap...
Embun telah berpeluh setengah pinggang,
menyaksi gelinjing hati kala akan memukul resah.
Air matapun menulis pipi, sembab tanpa renyah.
Butiran bening mungiil itu pasrah tanpa membela diri ...
Memilin asuh mengenang ditinggal,
mengingat yang akan depertemukan
dilema ...


Nanti, empat jam lagi kisah akan mengubah laman.
Episode berangkai akan merenda cerita.
Yakh,setelah adzan Subuh menyangkar sisik langit...

Gikel ,
Dari jendela gerobak Nippon itu.
Palinglah muka ke arah timur disebelah kejora bermain layang layang.
Rembulan sedang tafakkur  di pantun gulita.
Lihatlah, disana aku mengejar perjalananmu...

Lalu kita berpisah di ranting malam,
Dan bersua di depan do'a...

Sampai kembali lagi Gikel ....

Batam, 11 Juni 14.



Senin, 09 Juni 2014

Pernak pernik berita pagi

Keramahan dan gemulai jasad pagi  terusik dari panggung ideal.


Ketika pagi angkat bicara

Fajar berwajah lagi...
Langit berancang membuka jendela.
Mentari bersiap membayar hutang hingga kilau terakhir..setelah kemarin diculik mega.
Bintang bintang mulai  gusar, enggan tercerai dari malam...

Semoga kelak hujan menunda curah,
Memutar haluan pergi ke hulu,
Agar kasih itu dapat berlalu,
menjual lemper menjajakan baulu
tuk sarapan pagi anak penghulu...

Disana dipinggir jalan.
Hati berlenggang , kakipun ringan
Tampah tinggal lapis daun pisang
Pulang senang berayun tangan
Jajanan pasr habis walau di hutang.
Senang hati sang bunda....

Segeralah pergi sekolah
Tuntut ilmu sampai kenegri Makiya
Disana do'akan aku ditanah berkah
Agar dapat bersama membuka kunci sepintu sedulang.


Que sera sera

•Edisi menghayal tingkat sedang•
Melihat anak penjual kue dikampung...



Minggu, 08 Juni 2014

Lewat titian senja langit merah jambu ( jika ban motor bocor halus)


Temaram petang ini ...
Pada titian senja langit merah jambu,
ku tanam dan ku semat rindu sebelum anak2 bintang tumbuh.
Yakh , padamu...
Semoga sampai setelah burung2 mandi.
Dan datang sebelum adzan Maghrib berkumandang ...

Andai aku terlambat datang bahkan tiada berita, janganlah gusar.
Itu pertanda butir hujan sebesar tinju
Dan ban motorku bocor halus.
Harap maklum...

Que sera sera

Sabtu, 07 Juni 2014

Dear Fin Z

Dear Fin Z
Senin nanti keputusanmu bung, namun seandaikata kau masih dipercayai tuk "memegang kepercayaan" selama ini maka ucapkanlah SYUKUR.
Jika kau sudah ditiadakan maka ucapkanlah ALHAMDULILLAH.
Itu kata terbaik bung!

Gaung dekam rindu

Langgam kerinduan berbekas diantara riak pagi tatkala  mentari melepas buih.

Jiwa tersenyum maklum ketika bintang2 membuang sauh.

Hati kian patuh iringi rembulan pergi berburuh ,

yakh padamu...


Seuntai gemulai senyum kau semai ,

terlukis menyulam rekah tipis mungil, membelah dagu.

Mengajakku menyisir jajak2 tertinggal.

Menyingkap pustaka pustaka cinta nan terabai.

Disana namamu dan aku tersulang di bait kedua 

sebelum halaman penghabis.

Dua pesan bertulis:

" Dekaplah wajah cintamu sebelum rindu datang membesuk ..."

" Datanglah sebelum ia kembali ..."


Que sera sera


Selamat pagi andinda ...🌹☺️😀

Jumat, 06 Juni 2014

Penyuka yang tersuka ( sebelum dan sesudah hujan bertepung tawar )

Dari dinding ke dinding
Antar rona diantara wajah,
Kau hadir menghias tasik aksara, s'lalu...
Tertempel mesra dilorong penyuka setelah
penyuguh melepas pariwara sepenggal musim...

Abadi namamu ,
Bernaung mesra dilaman tanding para taruna.
Mereka senang, mabuk kepayang,
Girang bukan alang kepalang.
Yakh, kutatap dari tembok mata dunia...

Disini kau ku undang dalam 10 jemari terkembang.
Tapi panggung kehormatan senyap.
Mengapa kursi kebesaran kau abai tanpa saksi?
Kupersembahkan kau duduk dari punggungku yang merunduk.
Mampirlah, sempatkanlah diri sebelum rembulan memberlakukan jam malam...

Ku ingin kau tiba meski dalam setangkup senyum buatan.
Setidaknya itu kupinta sebelum mentari pergi berenang...
Berharap sebelum dan sesudah hujan bertepung tawar menyambut pesilat di selat Bangka...

Rantau Batam, 06 Mei 2014.



Salam pada pagi berputik embun

Kembang...
Hadirmu ku tunggu seiring waktu yg dinanti.
Mampukah seperti hadirmu di laman2 para sesepuh dan penyair2 cinta?
Adakah jari kiri jari manis jari tengah telunjuk dan jempol kau titip di antara jilid buku tamu pengantin?

Rabu, 04 Juni 2014

Hujan kecil di kota besar

Tumbuh subur mega2 berjejer mesra
menekuk pundi pundi langit.
Gerimis tersipu melihat kumbang salah tingkah,
Hujan ala kadar gemuk tidak kuruspun tidak.

Mentari ligat tanpa kompas menuju panggung kebesaran

Selasa, 03 Juni 2014

Tulisan senja baru saja itu

Kelabu senja merunduk..menunggu malam bermain lampu.
Gerimis melawak kepalang tanggung, 
membujuk halilintar menghela cambuk.
Ternyata hujan memutar pariwara..bertepung tawar ditengah laman...

Kasih puan juwita.
Adakah rinduku kau bawa kala pujangga2 berlaga menulis sajak2 cinta?
Adakah bait2 mampu membedil hatimu?
Jika kau terlena maka biarlah, biarlah....

Ku tak mampu merangkai kata
Tak mampu mengemas fatwa...

Tapi kasih, dengarlah...
S'lalu rindu bila kau dipinang anak  sultan,
Acap mengenang bila kau melupa,
Berdo'a walau tiada kau panjatkan.
Kian sayang andai kau gendut.
Dicinta meski kau menjelma karung beras.
Jika kau kusut kurus maapkanlah.
Sudah, itu saja ....

Que sera sera
😛😛🌹🌷☺️😛✔️



Sebelum gerimis menyiram pipi

Nyaris jauh mentari dilebur senja
Sesekali guntur bergendang, 
menandak mendung setengah tiang...

Akan ku renggut hati dan senyummu sebelum hujan datang meminang.
Ku tak ingin rinai menyentuh pipimu...
Berteduhlah dijiwaku ... 😊✔️

Pengikut

Arsip Blog