Translate

AlQur'an online

__________________________________________________________________ Dipersembahkan oleh finzmyale.blogspot.com Forward: http://m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php/quran

Salam Hormat.

Salam Hormat.
[Kelak jika ayah(Encik ku)dibawah ini telah tiada,seterusnya akulah pengurus blog ini.Salamku,Raga D A].

Blogger's

Blogger's
TelagaPunggur-TanjungPinang. 25 Sep '09.Menuju Bangka Belitung kembali...

Selamat datang di blog kami.

➡️ "Salam damai mesra penuh cinta." ⬅️

Yosaldy Fin Pirdaus Z
Fin Pirdaus Z
(Aldy Rafvel Fin Z)
Cikisa Binti Said Ucin .������
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

(ENCIK DYNASTI group)
"Que sera sera".

Entri Populer

Laman

Total Tayangan Halaman

Senin, 14 Juni 2010

Dalam Kenangan lelap


Kau hijau dulu,riang....
Unggas bertandang membawa sangkar,bertamu dari masa ke masa.
Menyambung cicit kicau sepanjang matahari.
Melabuh dendang di anak air.
Dan menimang buah......

Pelanduk bebas menari.
Lutung manja terlena berayun.
Puyuhpun leluasa beradu lari.
Kijang tangkas ditangga bukit menanti pergam bernyanyi.


Kini.....
Mulut2 mesin mencabik kemesraan.
Kayu kayu punah derit.
Akar2 malas melingkar....
Angin hilang haluan.
Halilintar kian marak mengasah taji.

Lelapku hutanku....
Dapatkah kau kembali?
Terasa kau tak lagi pulang.
Dan takkan pernah bersama lagi....

(Elegi rindu buat lelap Retak,Bakong,Tuaci,Pelawan,Keceper & Betoeng).

Syair2 alam(oleh:Ku,Eri,Rian dll)"Elegi dalam tampuk kenangan lelap"

(Eri Zurifan mak Nef):

Oh betung...
Tak lagi kutemui kau seperti dahulu.
Hutanmu rusak oleh jajahan sawit nan angkuh.
Sungaimu kering terserap lahan tandus.
Kulat2 enggan tumbuh.
Kelik,seluwang,tepalak tak lagi terlihat.
Gabuspun lenyap bersama keleluai

dan nindin.

Hanya ban dan kekuralah yang setia
menantimu....

______________________________*

(Bang Fin Z):

Sempit lelabi bekayau keujung ulu
mencari sisa2 tematang.

Kayu pelawan tinggal tunggul.
Serukpun tinggal miang.
Di pang apalah pula punai bertengger?
Buah mang mesirak ngericot.
Entah kemana betet mengembara.
Mesimpor lunglai..merindu sentuhan lembut anggun wangi tapai.
Kelubipun tinggal duri..ditinggal sabak,pergi....
Smua lempus dimakan angin.....

Aek retak males menyambung.
Ketiti penggel..kayu repoq.
Dan keritu surungpun pecah pelempeng.
Lelap Bakong dan Lebak terkepung.
Kepatung kepurung baung pisang merenung...betabur biar,tersesat!
Nasib Betung..tinggal ketakung.

Duhai kau raja pemelasah utan kecut.
Nantilah kau ditekup pemalik.
Kelak lah kau dipakel kebuyut.
Tunggulah........
_________________________*
(Riyan pak Usup)
:

Ketakung buah ketuyut sekarangpun
susah dicari.
Pesuwit sekaput liput mencari uber yang tak lagi mekar.

Aek Asan yg dulu jernih kini sdh tetutup.
Tinggal gertak kayu yg simak mangkong.
Hanyalah batang olek yg berdiri kokoh.

_____________________*
(Eri mak Nef):

Begitupun aek Mekuang nan sejuk.
Kini hanya tinggal selumpang laksana
perigi buntu.

Pelanduk tlh lenyap dari hutanku.
Hanya elang tugung menyemarakkan malam yg sunyi.
Tak ada lagi nyanyian cebuk dan kuwal kuliq.

Hilang sdh dusunku yg indah.
Terkontaminasi oleh globalisasi yg semarak.
__________________________*
(Bang Fin Z):

(iya katay keu)
Aek Aker muara Limeng butek,lumpuh tekihai kihai.
Mesanet kekalai dan Bujang Budu mulai membiru ngemirah..
Lubuk Sikaupun tinggal jerambah,anyut mependung kemuara Sungai Buluh.
Aek saguk besak 12 tinggak sedepak.
Ular tanduk tak terdengar be ketoq lagi....

Akh,cepedak mulai kareq.
Kelapopun ikut bangkeng be tandan2.
Tampui bernai rimbak besisa lundang.
Dan buah dial pun tak kamol lagi.

Okh,entah kemana nek gi belapun.
Bilakah lagi kusaksi aker kesarek bejuntai.......?
_______________________________*

"Universitas Akek Antak.

Berhalaman luas diapit 2 temusuk kecil.Beberapa batang pinang iyang hutan merah yg sengaja dicabut dari lelap tampak tumbuh sebagai penjaga tiap2 tapak.Tiada tanaman hias mencolok ataw istimewa.
Dihalaman depan sebagai ciri khas terpampang sebuah miniatur kereta dorong(kerito surung).Semua bahan kereta terbuat dari kayu tanpa sebatang paku.

Kamis, 10 Juni 2010

Tiga Pelaku Utama Disatu Buku




Pekarangan itu lumayan luas namun rumput tebal tampak mesra bergumpal,akn tetapi dibagian tertentu tiada tumbuh sehelaipun.Kelapa kuning tegak 2~3 batang pada halaman,berpagar kayu dan baru saja ditanami bambu tali.......

Atap genteng lama,berdinding papan.Dibagian belakang berdiri bioskop misbar,gerimis bubar.Berhadapan langsung dengan lapang sepak bola kebanggaan kecamatan.
Disana 6 thn aku bolak balik berjalan kaki menempuh jarak kilometer tatkala masih tercata menyandang predikat sebagai *mahasiswa dasar,sekolah........

Entahlah sudah lupa persis tahunnya,mungkin juga kelas satu,dua ataw tiga.
Mampu memang untuk menebak asalkan membuka buku raport usang yg bersampul kertas koran bekas tak berwarna.....

Tiada pakaian seragam & tidak bersepatu bata,pakalolo ataw carvile yg mampu dikenakan.
Selain belum diproduksi(mungkin)maupun sdh tersedia di pasaran tapi hanya mampu dipakai mata saja.
Tak lain kalau kesekolah hanya bersandal jepit ataw sesekali bersepatu karet merk otaruku.
Yakh..telah lama sekali,berbelas bahkan berpuluh tahun silam....

Ketika pelajaran bahasa Indonesia,semua senang termasuk aku.
Masih teringat lekat2 wajah seorang guru yg menjadi pendidik sekaligus wali kelas & juga guru bahasa Indonesia kami.
"Kita membaca bersama,"katanya setelah menyebutkan halaman yg dimaksud.
Lalu terdengar serempak;

Ini Budi.
Ini bapak Budi.
Ini Ibu Budi.
Ini kakak Budi.
Ini adik Budi.

Wati kakak Budi.
Budi adik Wati.
Budi kakak Iwan.
Iwan adik Budi.

Pak Harun guru Budi.
Pak Harun.
Pak Harun.
Pak Harun guru Budi......

Entahlah siapa pengarang buku pelajaran tersebut.
Ternyata hal terindah menjadi nyata dari cerita buku itu.Hal ini bukan ramalan masa lalu tapi sebuah bacaan yg menjelma menjadi kenyataan dimasa kini.Mungkinkah hanya sebuah kebetulan?
Lihatlah nama dari pemeran2 kecil yg ada dibuku mata pelajaran bahasa Indonesia kita diatas setelah mereka dewasa.
Akupun menjadi terharu dan mengenal sekarang akan pesan2 yg terkandung didalamnya,ternyata:
'Wati' sudah menjadi presiden,'Budi' menjabat sebagai wakil presiden(berselang beberapa thn kemudian)dan 'Iwan' memilih turun kejalan menjadi pemusik seniman terkenal 'wakil rakyat',pernah juga mempersembahkan lagu buat pak Harun gurunya yg dituang lewat 'Oemar Bakrie'.......

Akn tetapi tidak demikian dengan guru pak Harun.
Entahlah apa kabarnya,bagaimanakah kini,sudah ubankah,masihkah disekolah itu,masihkah berjalan kaki ataw bersepeda dlm meniti karier serta hari2nya?
Naikkah pangkat/golongan & penghasilannya?
Ataw mungkin pula pak Harun telah.......
Namun yg jelas tetap guru dlm pahlawan tanpa jasa.
Beliau bangga,tersenyum melihat ''Wati,Budi dan Iwan Iwan kecil'' yg dulu menjadi bagian dari anak didiknya menjadi sukses,masuk televisi,terkenal,bernama berguna bagi agama nusa & bangsa.

I love you pak Harun........

@Catatan fb ku(Aldy Rafvel Fin Z),08 Juli 09.
*blog ini ku persembahkan special buat:
Pak Ron Hasan.umumnya beserta jajaran guru di SD Negri 75 Jebus angkatan 1980 kebawah.
Pak Wagimin,Swadaya Jebus Babel dan guru2ku semua.
Salam kangen.....

Rabu, 02 Juni 2010

Kau jiwaku,narapidana hati...recidivis cinta.

Malam kian jauh terbenam,larut luntur kedalam kubang embun setengah kabut..setengah asap tersatu dimulung tebu,dini hari....

Dlm ruang pembatas dekat jendela samping pintu masuk,disitu kau terduduk.Komat kamit membaca diary usang tak bersampul,sesekali bergendang lutut.
Jelas sekali tampaknya tulisan tlh banyak hilang dimangsa rayap...lembar2 halamanpun sdh bnyak dimakan angin.
Bung,catatan apakah yg kau cari.....?

Tiada sebuah aksarapun tersapa diantra kita,tiada tanya maupun jawaban.Hela nafas panjang terdengar tersendat seiring sorot mata tajammu menyerang bola mataku.Tak urung jiwa ini tersengat,menunduk dan menjadi serba salah susah tingkah.Tak berani mengangkat dagu apalagi menunjuk muka.
"Aneh,mengapa..kenapa lagikah dgn orang satu ini,"sergah bathinku melawan.

Sebatang surya 16 filter dinyalakan,asap tarikan pertama tampak begitu kau nikmati setelah sebelumnya meneguk sehirup kopi kapal tanker kepalang panas sembari terus menyingkap lembar lembar buku,ruas demi ruas....

Aku kembali terdiam,pasrah diri dan siap menerima segala serapah maupun caci maki sekalipun.Semoga saja kau tak berang & tak emosi tingkat menengah keatas...

20 menit kemudian lampu padam,spontan saja diluar terdengar gaduh,umpat dan mungkin juga garuk2 kepala dari para pemirsa.Kurang jelas mereka lagi menyaksikan sajian programa apa.
Diri bergegas mencari sebatang lilin.Namun tiba2 kau mencegah keras!
"Jangan nyalakan api,ku suka gelap,kegelapan itu indah tuk menerang hati,"katamu.Sesaat kemudian berujar lagi.
"Lihatlah rembulan itu,bukankah kita pernah menuangkan kehadirannya kedalam sebuah puisi,apakah kau tak malu,apakah kau tak berkesan dengan kesabitannya?
"Biarkan sinarnya hinggap disini tuk duduk bersama kita,"jelasmu panjang lebar tanpa memberi kesempatan berpendapat.
"Huukh,kalo andai saja tadi tak berusaha tuk menerang gelap mungkin lain lagi ceritanya,"hati melawan diam2.

Kucoba mancari makna yg kau kias tapi hingga detik ini jawaban itu tak sllu saja mengambang.

15 menit berlalu,ruangan ini kembali terang benderang.Terdengar lagi suara tetangga kegirangan terutama anak anak,bertanda setrum telah mengalir meniti liuk penghantar arus.

Keheningan kembali memangsa antara kau dan aku.Tak taulah apalagi yg akan kau katakan kedepan.Tetap saja jemari sibuk menyingkap helai demi helai bilah2 goresan.

Beberapa saat...msh di jam itu,tiada lagi suara2 kita.Jangkrik telah senyap,anak2 burungpun telah tertidur dibalik kepak sayap induknya.
Dingin mulai menyusup membalut iga2.Dan malampun kian jauh menyangkar lautan.........

Selembar sarung terasa membekap tubuh,tapi aneh siapa yang menyelimuti?
Okh,ternyata aku telah pulas dibbrapa jam yg lalu.
Suasana lenggang menyergap begitu saja,ada yang lain.
Puas membuang mata kiri kanan depan belakang,melongok keluar dari tingkap & trs mencari diseantero tempat.Tapi tiada hasil,dimanakah kau gerangan bung......

Kepenasarananlah yg memaksa langkah tuk mendekati meja kayu reot.Diatas smpul terlipat sepucuk surat telanjang yg ditujukan buatku.Pada bagian akhir bertuliskan:
"Maaf sengaja kau tak ku bangunkan,tampak kau sangat begitu lelah.Tak tega aku melihata tulang rusukmu menyeruak tiada darah tiada lagi berdaging.Kau jg tak menyadari sedikitpun bahwa aku sempat membelai ubun2mu.
Tadi bertepatan dgn usainya Subuh...akupun memulai tinggalkan gubuk kita dgn segala sadar,tidak mengigau.Perlu kau tau,semalaman ini aku tak tidur.Entahlah kemana tujuan ini tapi percayalah bahwa aku ttp sehati,selalu bersamamu.
Ingat,jgn lagi mencariku seperti waktu yg tlah sudah.Percuma itu kau perbuat dan hanya membuang waktu saja.
Sekali lagi percayalah,selama kau baik maka akupun berhal sama.
Oya,jika rindu bacalah buku itu.
Selamat tinggal bung...
Wassalam.
Ttd
Que Sera Sera.
(Sebuah paraf khas yg teramat kukenal baik mengakhiri tercantum diakhir surat).

Ku raih buku itu dan mendekapnya ke dlam dada.Apa makna semua ini,apa kealfaan yg telah kuperbuat,kesalahan mana yg paling fatal?

Bergegas menuruni tangga meski belum apa2 tuk menyambut pagi.Mencoba menyusul kesebuah telaga,siapa tau kau ada disitu.Lalu beralih Ketempat lain,kepantai lain,ke lain lain dan hingga lain2 tapi semuo nol.Tampak sedikit jejak tapi semudah itu pula hilang musnah.Nasib.
Dan yg ku tau meski telah keluar masuk kota,hutan,rimba raya,menyelam sungai baik tawar asin bahkan sampai keliling dunia....akn tetapi sosok wajah itu tak pernah lagi dijumpa.
Semua menggeleng,smua bilang entah ketika bertanya pada semua pejalan kaki kala berpapasan....

Kemna lagi kau ku cari?
Akhirnya diri pasrah,menyerah kalah tanpa syarat.Mungkin benar agar aku tak usah mencari cari sesuai pesanmu,bung.,,.

Terengah duduk bersila,terpaksa pada akhirnya.
Dan berucap "selamat jalan Aldy Rafvel Fin Z".
Kau jiwaku,narapidana hati dan recidivis cinta.

@Kenangan terakhir bersama Aldy Rafvel Fin Z.
Que sera sera.

Pengikut